CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Agustus 02, 2008

mEngapa harus aku????

Pagi yang cerah, mungkin saja ayam baru bangun. Risa membuka matanya, menandakan semangatnya di pagi hari.
“dunia, sambutlah gw,” begitu katanya di dalam hatinya.
“ hey, risa bangun.” Cisa, kembaranku membuyarkan lamunanku.
“ risa, kamu harus jaga adik kamu baik baik, ya! Ingetin dia buat minum obat, trus kalo makan jangan sembarangan,terus............ “ celoteh mama. Aku sudah hafal apa saja ucapan mama setiap pagi sebelum sekolah. Mama pasti mengingatkan kepadaku agar aku menjaga kembaranku, cisa. Memang, Cisa kembarannku memiliki penyakit yang menurut dokter agak susah untuk disembuhkan. Dari kecil Cisa memang seperti itu, capek sedikit, lalu pingsan,atau mengigil. Kalau mulai parah, cisa juga pernah mimisan. Tak terhitung sudah berapa kali cisa masuk rumah sakit. Nah, karena itu, aku, sebagai kakanya harus ekstra perhatian untuk ngejagain dYa.
Cuma gak enaknya, dia yang sering diperhatikan daripada aku. Di rumah nenek, yang diperhatiin selalu aja cisa,di rumah ua, cisa lagi, kalo iseng ke kantor papa, meskipun yang dateng aku, yang ditanyain selalu aja cisa. Cisa lagi, cisa lagi. Huh....................
Bukan karna cisa yang penyakitan kali ya, mungkin cisa juga “lebih” diperhatikan karna wajahnya yang imut, manis, fashionable dan apalah itu.



Beda banget mHa gw yang wajahnya standar,sikap cuek mHa baju yang gw pake, dan gw lebih suka basket daripada ke salon kaya cisa dan mama yang rutin seminggu sekali. Gw heran, ngapain sih ke salon, buang buang waktu aja.
Eiits, walaupun begitu gw ga mau disebut anak tomboy, sebenarnya gw sudi aja kalo disuruh ke salon, tapi ga sampe seminggu sekali. Mau nanya fashion ke kembaran gw, malu dan gw takut kalo diketawain.
Kriiiing............................... bel masuk sekolah berbunyi. Aku cepat cepat masuk skolah. Pelajaran berlalu begitu saja. Tapi aku heran, kenapa Cisa dari tadi memperhatikan Kamil mulu, ya??? Oh, ya aku tahu. Cisa kan suka ama Kamil. Dulu dia pernah curhat ama aku. Aku heran, apa ya keistimewaan kamil??? Tapi, kenapa lama lama aku jadi suka sama kamil, ya??? Kriiing.................... bel pulang sekolah membuyarkan lamunanku.
“Aduh, Cisa. Kamu mau ngapain sih????” gerutuku heran kala Cisa ga mau diajak pulang. “ ah, Risa aku udah sms mama aku pulang telat kq. Kamu kalo mau pulang, pulang aja duluan. Adikkmu ini akan bae bae aja kq. “ timpal Cisa.
“Aduh, Cisa kamu jangan resek deh. Ayo buruan pulang.” Ujarku penuh kesal. Udah aku bilang, Risa kalo mau pulang, pulang aja duluan. Aku mau lihat Kamil bertanding Basket tau!!!!!” kata Cisa, kesal. Hah, pertandingan basket???Waduh, aku amu lihat juga dOnk, tapi aku pura - pura pulang aja biar aku tau apa rencana Cisa buat caper ama Kamil.
Beberapa saat kemudian.......................
“ Wah, ternyata grup nya si kamil yang menang toh. Selamat aja deh!! “ kataku dalam hati. Aku kaget, habis pertandingan aku mendengar keramaian di lapangan basket.
“Kamil, selama ini gw suka ama kamu. Kamu mau ga jadi pacar aku??? “ tanya Cisa memelas. Aku kaget mendengarnya. Aku lalu mendengar kata yang menyakitkan hatiku. Kamil menjawab “ya!!” semua anak yang ada di lapangan bertepuk tangan. Tak terasa aku meneteskan air mata aku. Aku langsung berlari sekencang kencangnya. Rasanya sakiiiiiitttttttt sekali.
“ Risaaaaaaa!!!!!!!!!!!! Teriak Cisa kencang, menyuruhku untuk makan bareng, sekalian curhat kali. Aku hanya diam di dakam kamar. “ aku belum lapar, kamu makan duluan aja sana” hardikku keras.
Aku memandang bintang di langit. Dunia sangat tidak adil. Cisa mais, dapet cowo impiannya, disukai hampir 1 anak cowo di sekolah, sering diperhatiin mama, papa dan semua. Sedangkan aku, wajah ga ada tampang manisnya, suka ama orang tapi orang itu ga suka ama aku, boro boro disukain, aku kayaknya dingin ama cowo, mereka hanya bilang manisan Cisa daripada Risa, ato ga ngomong “ risa ama cisa itu kembar ga sih?? Kq ga ada mirip2 nya, jauh banget dari Cisa.” Uh................. sakit banget kan diomongin kaya g2.
Mama dan papa juga hanya bisa nyuruh nyuruh aku dOank, aku lahir bagi mereka hanya untuk menjaga Cisa............Cisa............Cisa............ kayaknya ga da yang perhatiin gw. Rasanya mau mati aja!!!!!!!!!!!!!
Hari terus berlalu. Gw semakin sakit hati kalo ngeliat Cisa ama Kamil lagi jalan jalan, dan gw ngekor. Gw serasa jadi babbysitter Cisa aja. Akhirnya gw kabur.
Pulang dari jalan-jalan mama dan papa marah2 ama aku. “ Risa, kamu harus perhatiin adik kamu, kamu kan tahu kondisi adik kamu.Eh, kamu malah nyelonong pulang aja. Kamu liat sekarang, tadi kata Kamil Cisa sempat asma, kenapa kamu gak kasih obatnya??? Kamu jadi kakak harus benar donk ngurusin adik kamu sendiri, kata papa”. Iya, Ris dengerin kata papa kamu. Lihat sekarang Cisa pingsan. Kalau kondisi Cisa memburuk, kamu harus dikasih hukuman,” kata mama menimpali.
Aku kesal. Kesabaran aku sudah habis. Aku teriak sekencang kencangnya, “ ma, pa, mereka itu lagi pacaran, dan aku bukan babbysitter dia lagi, dia bukan anak bayi, dia harus bisa ngurusin dirinya sendiri, aku udah capek!!!!!!!!” ternyata, teriakannku tadi mendaratkan tamparan keras dari papa. “ jaga mulutmu itu, Risa.”
Kekesalanku memuncak. Aku langsung berlari menuju kamar,membereskan pakaianku lalu pergi meninggalkan rumah itu.
Aku gak nyangka, papa bisa sejahat itu. Tapi, aku harus pergi ke mana ya?????? Aku akan memutuskan untuk tinggal di kontrakkan si mBok aja.
3 hari pun berlalu. Akhirnya aku mau pulang kembali ke rumah. Papa memelukku erat.” Maafkan papa ,Risa. Papa janji ga akan ngulangin hal itu lagi.Risa, kamu harus tahu akan hal ini. Kata dokter Cisa menunjukkan perkembangan, dan dia ga perlu ke dokter sebulan sekali.” Aku senang,akhirnya adikku menunjukkan perkembangan juga.
Tapi aneh, sesuatu yang ganjil menimpa diriku, ketika eskul basket aku pingsan. Kadang kadang kalo belajar kelompok aku pusiiiiiiiiingggggggg banget. Kenapa ya???? Akhirnya papa membawaku ke rumah sakit, dan parahnya, aku disuntik dengan suntikan yang super duper gede. Sakitttttttt banget. Dari hasil lab, akhirnya aku diagnosa mengalami leukimia. Kenyataan pahit itu membuyarkan cita cita ku untuk menjadi pemain basket terkenal. Setiap hari aku hanya bisa diam saja di rumah sakit. Rambut aku mulai rontok dan lama lama botak. Akhirnya aku memakai wig untuk menutupi rambutku yang botak. Setiap hari aku harus di kemoterapi dengan menggunakan suntikan dan cairan yang membuat aku muntah. Jari tangan dan kakiku membengkak, sering aku mimisan. Tuhan, mengapa semua harus terjadi ama aku?????
Akhirya aku diijinkan kembali bersekolah sehari saja. Kudengar Cisa putus dengan kamil. Tapi, kalau aku pacaran ama kamil pun, usiaku ga akan cukup lagi untuk bersama sama ama dia. Di kolong meja aku menemukan surat.
“ temui aku di pohon lapangan basket.’’ Begitu katanya.
Kamil menungguku di lapangan basket, aku tercenung kaget. Tiba tiba dada ini sesak bukan main.
“Risa, kemari. Aku mau ngomong sesuatu ama kamu. Sebenarnya aku suka ama kamu. Aku memang sempat pacaran ama adik kamu, tapi hatiku lebih suka ama kamu. Kamu mau jadi pacar aku ???, tanya kamil. Aku mau, jawabku pelan. Lalu kami berpelukan. Pelukan itu, hangat sekali, itulah saat yang paling bahagia setelah aku pergi meninggalkanmu, Kamil. Treima kasih Tuhan, untuk karuniamu yang terindah.







THE END

0 komentar: